BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu bangunan, atap berfungsi
sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Gunanya untuk
melindungi dari pengaruh panas, hujan, angin, debu, dan lain-lain. Sebagai
“mahkota” dari suatu bangunan, pemilihan atap haruslah disesuaikandengan
bangunan di bawahnya, iklim setempat, model atap, biaya, serta bahan
yangtersedia.Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak atap
yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah didapat
di mana bangunan itu didirikan
Tidak bisa dipungkiri, atap
mempunyai peranan penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan. Lihat
saja perkembangannya beberapa tahun terakhir. Terlihat dari bentuk dan warna
yang mengikuti gaya atau tema pada bangunan.
Pemanfaatan teknologi juga tak bisa
di kesampingkan. Selain untuk mendapatkan produk kualitas prima, pemanfaatan
teknologi merambah pada produk yang ramah lingkungan. Sejak isu pemanasan
global mencuat ke permukaan, pemakaian bahan bangunan ramah lingkungan jadi
tren di seluruh dunia. Produsen atap tak mau ketinggalan dan berlomba-lomba
menawarkan produk atap ramah lingkungan. Ada beberapa pilihan penutup atap yang
berkualitas dan murah. Sebut saja seperti genteng. Jenis genteng pun beragam
dilihat dari harga, kualitas dan desain. Yang membedakan hanya jenis bahannya
saja. Ada yang terbuat dari metal, bitumen atau aluminium. Menurut Country
Director PT Onduline Indonesia, Budi Dermawan, konsumen sudah aware dengan
produk atap.
"Konsumen sudah memahami produk
atap selain fungsi utamanya, yaitu mempercantik struktur pada bangunan"
katanya. Di pasaran, seperti halnya properti, bahan bangunan juga mempunyai
segmentasi produk yang jelas. Istilah KW 1, KW 2 dan seterusnya. Begitu pula
dengan penutup atap. Untuk pemakaian pada bangunan kelas menengah, penutup atap
dari bahan seng, asbes dan tradisional sudah cukup. Sedangkan untuk segmen
atasnya, seperti rumah dengan kisaran harga diatas Rp500 juta sudah menggunakan
atap berbahan dasar. Untuk saat ini pilihan pasar masih didominasi genteng
keramik dan genteng beton. Sedangkan trend setter masih dipegang genteng
flat dan semi flat. Pilihan ini sejalan dengan perkembangan tema rumah moderen
minimalis dan moderen simplicity. Namun, melalui tren rumah gaya minimalis yang
minim ornamen, keberadaan genteng beton pun mulai ikut terangkat. Penggunaan
genteng flat yang diproduksi oleh genteng beton,
melengkapi tampilan bangunan bergaya
minimalis. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan oleh konsumen sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap iklim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia
1.2 Rumusan Masalah
Ø
Apa saja bahan-bahan penutup atap?
Ø
Apa saja kegunaannya?
Ø
Bagaimana cara pembuatannya?
Ø
Apa saja kelebihan dan kekurangan?
Ø
Berapa harga satuannya?
Ø
Bagaimana ukuran dalam perdangangan?
Ø
Bagaimana proses pelaksanaan dan pemakaiannya?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kami khususnya
dibidang ilmu bahan bangunan ini dalam
mengenai penutup atap, kemudian di informasikan pula kepada rekan –
rekan semua.
1.4 Manfaat
Supaya berguna dimasa yang akan datang baik didalam dunia
pendidikan saat ini, maupun nanti didunia kemasyarakatan khusussnya untuk kami
peribadi, umumnya untuk kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
ATAP
Atap adalah bagian dari suatu
bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada dibawahnya
terhadap pengaruh panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan.
Syarat – syarat atap yang harus di penuhi antara lain :
Ø
Konstruksi atap harus kuat menahan beratnya
sendiri dan tahan terhadap tekanan maupun tiupan angin
Ø
Pemilihan bentuk atap yang akan dipakai
hendaknya sedemikian rupa, sehingga menambah keindahaan serta kenyamanaan
bertempat tinggal bagi penghuninya
Ø
Agar rangka atap tidak mudah diserang oleh
rayap/bubuk, perlu diberi lapisan pengawet
Ø
Bahan penutup atap harus tahan terhadap pengaruh
cuaca
Ø
Kemiringan atau sudut lereng atap harus disesuaikan
dengan jenis bahan penutupnya maka kemiringannya dibuat lebih landai.
2.2
MACAM –
MACAM ATAP
a) Atap Datar
Meskipun bentuk atap ini dikatakan atap datar, akan tetapi pada permukaan
atap selalu dibuat sedikit miring untuk menyalurkan air hujan ke lubang talang.
Bahan yang sesuai untuk atap ini biasanya digunakan campuran beton bertulang.
Agar dibawah atap ini tidak terlalu panas atau dingin maka perlu dibuat ruang
isolasi diatas langit-langit (plafon). Atap datar digunakan untuk rumah mewah seperti
rumah bertingkat.
Gambar Atap Datar
b) Atap
Sandar
Atap sandar
biasanya disebut juga atap sengkuap atau atap temple. Pada umumya atap ini
terdiri dari sebuah bidang atap miring yang bagian tepi atasnya bersandar atau
menempel pada tembok bangunan induk ( tembok yang menjulang tinggi ). Pada
bentuk atap sandar menggunakan konstruksi setengah kuda – kuda untuk mendukung
balok gording. Kemiringan atapnya dapat diambil 30 derajat atau 40 derajat bila
memakai bahan penutup dari genteng. Untuk bahan penutup dari semen asbes
gelombang dan seng gelombang kemiringan atapnya dapat diambil 20 derajat atau
25 derajat, yang pada pemasangannya tidak memerlukan reng.
Gambar Atap Sandar
c) Atap Pelana
Atap pelana sebagai penutup ruangan terdiri dari dua bidang atap miring
yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus, dinamakan bubungan. Tepi bawah
bidang atap, dimana air itu meninggalkan atap dinamakan tepi teritis. Pada tepi
teritis ini dapat dipasang talang air. Bahan penutupnya banyak yang menggunakan
genteng biasa ( genteng kampung ) maupun seng gelombang. Bentuk atap pelana
digunakan untuk rumah – rumah sederhana. Rumah dengan atap ini banyak dijumpai
dipedesaan seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Gambar Atap
Pelana
d) Atap
Tenda
Atap ini dinamakan atap tenda karena bentuknya menyerupai pasangan tenda.
Ukuran panjang dan lebar bangunan yang menggunakan atap ini adalah sama, ini
berarti terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran
maupun lereng yang sama yang bertemu di satu titik tertinggi yaitu pada tiang
penggantung ( maklar ). Atap ini banyak digunakan untuk bangunan kantor,
pendopo, dan bangunan untuk tempat tinggal.
Gambar Atap
Tenda
e) Atap Menara
Bentuk atap ini serupa dengan bentuk atap tenda yaitu mempunyai empat
bidang atap dengan sudut apitnya yang sama besar serta ujung – ujung bagian
atasnya bertemu pada satu titik yang cukup tinggi. Atap menara mempunyai jurai
luar yang sama panjang dan ujung bagian atas bertemu pada satu titik yang
berada pada bagian ujung atas gantung atau maklar. Bentuk atap semacam ini
banyak digunakan untuk bangunan – bangunan gereja.
Gambar Atap
Menara
f) Atap Joglo
Atap joglo merupakan atap jurai luar yang patah ke dalam seolah-olah
terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang mempunyai sudut lereng atap
lebih kecil atau landai dan bagian atas akan tampak bagian – bagian bidang atap
yang berbentuk trapesium.
Gambar Atap
Joglo
g) Atap
Perisai (Limas)
Atap perisai (schildak),
merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang
atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.
Gambar Atap Perisai (Limas)
h) Atap
Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon
zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi
yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan
antara 25 tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah rumah bergaya
country dan yang menyatu dengan alam.
Gambar Atap Sirap Kayu
Proses pembuatannya : dengan cara kayu
keras yang dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis
Kelebihan: Ringan dan
pengisolasi panas yang baik.
Kekurangan : Air hujan mudah merembes
di sela-sela sirap. Harga lebih mahal dibandingkan yang lain.
Proses pemasangan/pemakaian : Untuk menggunakannya
sebagai bahan atap, kayu besi dipotong-potong tipis (sekitar 4–5 mm). Kemudian
kayu tersebut dipasang dengan cara seperti memasang genteng tanah, yaitu
dipasang bagian bawahnya terlebih dulu, kemudian ditumpuk dengan yang di
atasnya. Itu adalah cara pemasangan yang sederhana. Berikut ini beberapa detail
tentang pemasangan atap sirap.
1. Untuk
menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah-bilah kayu besi bahan atap sirap
dipotong agar rapid an benar-benar presisi.
2. Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya
harus benar-benar rapi dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak
memakai plafon, sirap pada lapisan paling bawah biasanya terlihat.
3. Seperti yang telah disebutkan, bilah-bilah kayu
sirap dipasang seperti memasang genteng. Agar tidak melorot, bilah-bilah ini
perlu dipaku. Karena jumlah bilah ini mencapai angka ribuan, gunakanlah pistol
paku untuk memasang paku. Pistol paku bekerja menembakkan paku dengan tenaga
angin dari kompresor, sehingga pekerjaan jadi lebih cepat. Sebisa mungkin
proses ini juga dikerjakan secara bersamaan oleh sejumlah tukang.
4. Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4
lapis. Secara berurutan dari lapisan paling bawah, atap sirap yang dipasang
yaitu; layer 1, tripleks, aluminium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan
sirap layer 4.
i) Atap Gergaji
Model atap
gergaji ini terdiri dari dua bidang atap yang tidak sama lerengnya. Model atap
gergaji bisa digunakan untuk bangunan pabrik, gudang atau bengkel.
Gambar : Atap Gergaji
j) Atap
Plat Beton
Atap ini
biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton.
Banyak digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer.
Konstruksinya yang kuat memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai
tempat beraktifitas. Contohnya menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan
pot.Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi.
Maka perlu
pengawasan pada pengecoran dan pemakaian waterproofing pada lapisan atsanya.
Gambar Atap Plat Beton
Proses Pembuatan : Genteng beton terbuat dari pasir,
semen, dan Fly Ash, yang dicampur dengan air dan dicetak, lalu dikeringkan.
Kelebihan: adalah lebih kuat dan lebih ekonomis,
sementara kelamahannya adalah bobotnya yang berat sehingga membebani struktur.
Finishing genteng beton biasanya dilakukan dengan cat.
Kekurangan :
harganya lebih mahal
Proses pemasangan/pemakaian :
pemasangannya hampir sama seperti beton pada umumnya.
k) Atap Asbes
Atap genteng asbes
merupakan atap berasal dari
campuran semen dan bahan serat yang dipadatkan. Bentuknya berupa
lembaran-lembaran yang bergelombang. Penamaan atap ini berdasarkan jumlah
gelombang perlembarnya. Panjangnya sangat beragam, sedangkan lebarnya relatif
sama, yaitu 1m.
1. Kelebihan
Atap Asbes
a. Pemasangan mudah dan cepat
b. Tidak memerlukan usuk dan
reng/menggunakan balok gording
c. Cocok untuk bentang besar
(pabrik/bengkel kerja).
2. Kekurangan
Atap Asbes
a. Menyerap panas maka ruangan
dibawahnya menjadi terasa panas
b. Bisa mengganggu pernapasan.
3.
Harga Atap Rumah Asbes, Penggunaan atap rumah dengan
bahan asbes sebenarnya kurang baik untuk kesehatan karena dapat menimbulkan
penyakit.
Hal ini terjadi karena serat asbes dalam bentuk partikel mudah lepas dan beterbangan, sehingga bila terhirup penghuninya akan dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.
Asbes seringkali menjadi pilihan karena harganya yang murah dibandingkan dengan genteng,pemasangan relatif lebih mudah, dan tidak membutuhkan banyak kayu reng tidak mudah bocor dan ruangan menjadi sejuk karena sifat asbes yang tidak menyerap panas.
Spesifikasi Barang
|
ukuran
|
Harga (Rp.)
|
Jabesmen gelombang
|
150x105mm
|
40.000,-
|
Jabesmen gelombang
|
180x105 mm
|
46.000,-
|
Jabesmen gelombang
|
210x105 mm
|
52.000,-
|
Jabesmen gelombang
|
240x105 mm
|
60.000,-
|
Jabesmen gelombang
|
270x105 mm
|
68.000,-
|
Jabesmen gelombang
|
300x105 mm
|
76.000,-
|
Nok Asbes
|
pasang
|
37.000,-
|
Daftar harga asbes diatas tidak sepenuhnya tepat karena beda lokasi beda harga namun tidak jauh dari harga diatas.
4.
Proses Pemasangan. Untuk proses pemasangan hampir sama
dengan genteng biasa tapi bedanya asbes itu penguatya dipaku dan tidak
ditumpuk.
5. Proses
pembuatan yaitu, campuran semen beserta serat lainnya dicampurkan, kemudian
dimasukan kedalam cetakan, lalu dikeringkan/dipanaskan sampai asbes tersebut
bisa dicopot dan siap digunakan.
l) Atap Kaca
Genteng kaca merupakan genteng yang tebuat dari kaca. Berfungsi sebagai
penerangan, hal ini dikarenakan genteng kaca yang transparan sehingga dapat
membuat sianar matahari masuk ke dalam rumah. Ketebalan dari genteng kaca
minimal 5mm.Harga genteng kaca dipengaruhi dari ukurannya. Harga genteng kaca
sokka Rp.10.000 dan genteng kaca jatiwangi harganya Rp. 15.000.Kelebihan dari
genteng kaca adalah sifatnya yang transparan dapat memberikan pencahayaan
alami,kemudian ukurannya sama dan presisis karena dibuat di pabrik. Kekurangan
dari genteng kaca adalah Mudah pecah,tidak tahan cuaca,mahal,tidak semua toko
menjual,dan modelnya terbatas. Genteng kaca biasanya hanya digunakan sebanyak 1
atau 2 buah hanya sebagai tempat cahaya masuk,atau sebagai penerangan.
Genteng kaca terbuat
dari bahan kaca dengan ketebalan sekitar 5mm. Dimanfaatkan pada ruang yang
membutuhkan cahaya alami atau yang perlu disinari dengan sinar matahari. Kaca
yang dipilih adalah kaca pengaman (safety glass) seperti kaca sepuhan, kaca
bertulang, kaca lapis, atau kaca polikarbonat. Di daerah iklim tropis genteng
kaca membutuhkan peneduh khusus untuk siang hari (pada malam hari berfungsi
sebagai pendingin) dan pengudaraan yang memadai. Unutuk proses
pemasangannya sama dengan pemasangan genteng tanah liat, yaitu dengan cara
ditumpuk.
1. Macam
– Macam Genteng Kaca
a. Genteng kaca untuk
seukuran genteng tanah liat atau keramik
Ø Ukuran kecil 25x20 = Rp 9.000
Ø Ukuran sedang 30x25 = Rp 12.000
b. Genteng kaca untuk
seukuran genteng beton
Ø Ukuran besar 30x30 = Rp 25.000
2. Kelebihan
Berfungsi sebagai
pencahayaan
3. Kekurangan
Ø Mudah pecah
Ø Tidak sesuai bila memakai plafond
Ø Tidak tahan cuaca
2.4
BAHAN –
BAHAN PENUTUP ATAP
Bahan penutup
atap di bagi menjadi beberapa bagian
- Bahan logam contohnya
Seng
Seng adalah salah satu sekian banyak bangunan yang sering digunakan sebagai
penutup atap. Ukuran seng datar yang digalvanisir ( disepuh ) berkisar 915 mm x
1830 mm dengan beberapa macam tebal yang kurang dari 1mm. ukuran tebal yang
kurang dari 1 mm dinyatakan dengan BWG. Ukuran seng gelombang biasa yang
digalvanisir berkisar 760 mm x 1830 mm dengan beberapa macam – macam tebal yang
dinyatakan dengan BWG. Seng mempunyai lebar propil 76 mm, tinggi propil 16 mm
dan banyaknya gelombang ada 10. Jika seng terkena air hujan yang banyak
mengandung garam akan mudah berkarat, lagipula oleh jatuhnya air hujan akan
menimbulkan suara yang gaduh, serta tidak bersifat isolasi panas maupun dingin
artinya bila udara di luar panas / dingin maka dalam ruangan akan terasa lebih
panas / dingin. Kelebihannya bobotnya
rendah, harganya murah, pemasangannya mudah sekaligus dapat menghemat biaya.
- Bahan alam ( langsung )
Sirap
Bahan penutup atap sirap dibuat dengan cara membelah – belah kayu yang
keras seperti kayu jati, belian, dan onglen menjadi lembaran – lembaran yang
mempunyai ukuran tertentu. Ukuran – ukuran sirap ada beberapa macam seperti :
1.
Ukuran besar
: panjang 60 cm, lebar 8 @9 cm dan tebalnya 4 - 5 mm
2.
Ukuran
kecil : panjang 40 cm, lebar 5 cm dan
tebalnya 3 @ 4 mm
Warna biasa sirap adalah coklat tua namun akan berubah menjadi cokelat
tua kehitam-hitaman. Kelebihan
pengunaan bahan sirap adalah bahannya cukup ringan dan bersifat isolisasi
terhadap panas. Kelemahan penggunaan bahan ini pemasangannya cukup sulit
sehingga biaya yang akan digunakan akan bertambah dan bila lembaran sirap belum
cukup kering sudah di pasang akan membilut dan berubah bentuk menjadi cekung.
- Bahan alam ( pengolahan)
Genteng
Biasa
Jenis bahan penutup atap genteng yang terbuat dari bahan dasar tanah liat
melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurna. Hal ini disebabkan
karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak
memerlukan banyka perawatan serta harganya relative murah. Genteng ini banyak
digunakan pada bangunan – bangunan yang ada di daerah tropic maupun daerah ang
berhawa lembab. Genteng biasa sering disebut genteng S karena mempunyai
penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran :
1. Panjang : 28 – 36 cm
2. Lebar : 20 – 25 cm
3. Tebal : 0,8 – 1 cm
4. Dalam
lengkungan : 4 – 5 cm
4. . Genteng
a. Genteng
tanah liat tradisional
Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya. Gentang terbuat dari
tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup. Genteng tanah liat
membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng dipasang pada atap miring.
Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan
mengikat.
Warna dan penampilan genteng ini akan berubah seiring waktu yang berjalan.
Biasanya akan tumbuh jamur di bagian badan genteng.
Gambar Atap Genteng Tanah Liat Tradisional
Proses
Pembuatan : 1. Menyiapkan tanah liat
merah, mencampurnya dengan air,
diaduk – aduk sampai merata, dimasukan kedalam citakan, lalu
dikeringkan, kemudian dibakar, lalu terahir genteng diangkat dari tempat
pembakaran.
Kelebihan: Ringan dan pengisolasi panas yang
baik,
harganya ekonomis, dan bobotnya ringan.
Kekurangan : Air hujan mudah merembes di sela-sela genteng. Harga
lebih mahal dibandingkan yang lain, ukuran
dan variasinya tidak beragam.
Proses
pemasangan/pemakaian : Pemasangan
genteng yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa
terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran
pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap
b. Genteng Keramik
Bahan
dasarnya tetap keramik yang berasal dari tanah liat. Namun genteng ini telah
mengalami proses finishing yaitu lapisan glazur pada permukaannya. Lapisan ini
dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari lumut. Umurnya bisa
20 – 50 tahun dapat ditanyakan ke distributor. Aplikasinya sangat cocok untuk
hunian modern di perkotaan.
Gambar Atap
Genteng Keramik
Proses
Pembuatan : proses pabrikasi. Oleh karenanya,
lapisan teratasnnya lebih licin dan mengilap (finishing glazur).
Kelebihan : Memantulkan panas. Selain ukuran,
warna, dan tingkat presisinya beragam.
Kekurangan : Air hujan
mudah merembes di sela-sela genteng. Harga lebih mahal dibandingkan yang lain.
Proses
pemasangan/pemakaian : Pemasangan
genteng yang harus diperhatikan adalah
bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada
SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri atap.
c. Genteng beton
Sebenarnya
atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan
bertahan antara 30 tahun hingga 40tahun.
Gambar Atap
Genteng Beton
Proses Pembuatan : hampir sama dengan genteng tanah tradisional, hanya
bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi
lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air.
Kelebihan:
Warnanya bervariasi. Ukurannya lebih besar jadi pemakaiannya lebih
sedikit.
Kekurangan: Lebih berat dan tidak bisa
memantulkan panas matahari.
Proses pemasangan/pemakaian : Pemasangan
genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng
tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan
lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.
d. Genteng Aspal
Bahan
meterial yang satu ini dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan
kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu
pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan
dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model
bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
Gambar Atap
Genteng Aspal
Proses
Pembuatan : dengan mencampur bubuk kertas, serat organik, resin,
dan aspal
Kelebihan: Bobotnya lebih ringan
dibanding genteng tanah liat dan keramik. Bersifat lentur dan tahan air.
Kekurangan: Harga relatif mahal karena
masih impor.
Proses
pemasangan/pemakaian : Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah
bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada
SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri atap
e. Genteng Metal
Bentuknya
lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.Pemasangannya tidak
jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar.
Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan
panjang antara 1.2-12m.
Gambar Atap
Genteng Metal
Proses Pembuatan : Sesuai
namanya, genteng metal terbuat dari lembaran metal yang dipress sehingga
mempunyai pola seperti genteng. Dalam satu modul genteng metal, biasanya
terdapat 2×5 pola cetakan genteng. Untuk menghilangkan permukaan metal yang
mengkilap dan mengurangi daya hantar panas serta kebisingan pada waktu hujan,
permukaan bagian atas genteng metal dilapisi dengan butiran pasir dan aspal
yang direkatkan
Kelebihan : Lebih
ringan dari genteng keramik dan beton.
Kekurangan: Ukurannya tipis-tebal sehingga relatif ringkih.
Jika terinjak berisiko pecah atau melengkung. Daya serap terhadap panas sinar
matahari lebih tinggi.
Proses pemasangan/pemakaian : Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan
adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya
sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan
pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.
5.
Seng
Atap ini
sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara
elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng
berasal dari bahan pelapisnya.
Jenis ini
akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun
ke-30-an.Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang
karat.
Gambar Atap Seng
Proses
Pembuatan : Proses produksi di mulai ketika bahan baku yang berupa plat seng yang
masih berbentuk gulungan masuk ke dalam proses corrugation line. Corrugation line adalah
proses pembetukan plat seng menjadi seng bergelombang dengan cara dilakukan
pencetakan untuk menghasilkan seng bergelombang. Output dari proses ini berupa seng
bergelombang namun masih belum di potong sesuai ukuran yang diinginkan.
Kelebihan : lebih ringan, lebih murah
Kekurangan : mudah berkarat, saat hujan suaranya berisik.
Proses pemasangan/pemakaian : sama
seperti pemasangan atap genteng.
2.5
STRUKTUR
ATAP
Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan
beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang
rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap
sehingga umumnya berupa susunan balok –balok (dari kayu/bambu/baja) secara
vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan
posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap
dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk
atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka
atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas
kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan
dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu: struktur dinding
(sopi-sopi) rangka kayu,kuda-kuda dan rangka kayu,struktur baja
konvensional,struktur baja ringan. Diluar itu ada pula struktur dak beton yang
biasa digunakan untuk atap datar.
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya.
Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap
(genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap
genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng
yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga
biaya pun lebih hemat.
2.6 Harga Satuan Penutup Atap
No.
|
Nama Bahan
|
Unit
|
Harga ( Rp)
|
GENTENG
JATIWANGI
|
|||
1
|
Plentong,kodok,morando
tidak galzzur
|
Buah
|
2.500
|
2
|
Plentong,kodok,morando
galzzur
|
Buah
|
3.000
|
GENTENG
KERAMIK GLAZZUR ex. KANMURI
|
|||
1
|
KE 1
standar utama
|
Buah
|
10.700
|
ATAP
JABESMEN GELOMBANG
|
|||
1
|
Gelombang
kecil 300 cm
|
Buah
|
73.000
|
2
|
Gelombang
kecil 275 cm
|
Buah
|
65.750
|
3
|
Gelombang
kecil 250 cm
|
Buah
|
58.460
|
4
|
Gelombang
kecil 210 cm
|
Buah
|
51.120
|
5
|
Gelombang
kecil 200 cm
|
Buah
|
43.850
|
6
|
Gelombang
kecil 180 cm
|
Buah
|
36.750
|
7
|
Atap
asbes gelombang uk. 1,50 x 1,05 (m) tebal 4 mm
|
Lembar
|
36.815
|
8
|
Atap
asbes gelombang uk. 1,80 x 0,92 (m) tebal 5 mm
|
Lembar
|
41.000
|
9
|
Atap
asbes gelombang uk. 1,80 x 1,08 (m) tebal 6 mm
|
Lembar
|
107.200
|
10
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,00 x 0,92 (m) tebal 5 mm
|
Lembar
|
114.400
|
11
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,10 x 1,05 (m) tebal 4 mm
|
Lembar
|
91.600
|
12
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,10 x 1,08 (m) tebal 6 mm
|
Lembar
|
137.100
|
13
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,25 x 0,92 (m) tebal 5 mm
|
Lembar
|
128.700
|
14
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,40 x 1,05 (m) tebal 4 mm
|
Lembar
|
96.400
|
15
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,40 x 1,08 (m) tebal 6 mm
|
Lembar
|
144.600
|
16
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,50 x 0,92 (m) tebal 5 mm
|
Lembar
|
143.000
|
17
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,70 x 1,05 (m) tebal 4 mm
|
Lembar
|
116.700
|
18
|
Atap
asbes gelombang uk. 2,70 x 1,08 (m) tebal 6 mm
|
Lembar
|
175.000
|
19
|
Atap
asbes gelombang uk. 3,00 x 1,05 (m) tebal 4 mm
|
Lembar
|
126.800
|
20
|
Atap
asbes gelombang uk. 3,00 x 1,08 (m) tebal 6 mm
|
Lembar
|
189.700
|
1
|
Nok
alumunium standar 40 cm, swg. 22
|
M²
|
46.000
|
2
|
Bubungan
atap (nok) genteng beton
|
Buah
|
7.200
|
3
|
Bubungan
atap (nok) genteng kodok
|
Buah
|
4.680
|
4
|
Bubungan
atap (nok) genteng soka
|
Buah
|
37.100
|
5
|
Bubungan
atap (nok) metal (standar Rainbow)
|
M²
|
69.700
|
GENTENG
BETON
|
|||
1
|
Atap
genteng beton ( jenis press)
|
Buah
|
|
GENTENG
METAL ROOF
|
|||
1
|
Atap
metal (biasa / polos)
|
Lembar
|
|
2
|
Atap
metal batuan /tekstur tebal 0,3 m
|
Lembar
|
|
3
|
Nok
0,3 mm
|
Buah
|
|
4
|
Flashing
0,3 mm
|
M
|
|
5
|
Atap
alum super sheet uk. 1,8 x 6 (m), t = 0,2 mm (berwarna)
|
Buah
|
|
SENG
|
|||
1
|
Seng
plat BJLS 27 uk. 0.3 x 1.83 (m)
|
Lembar
|
56.500
|
POLYCARBONATE
|
|||
1
|
Uk
11,8x2,1 x 4,5 mm
|
Lembar
|
1.000.000
|
2.7
Kegunaan Atap
Secara
umum atap digunakan sebagai, melindungi dari hujan, melindungi dari sengatan
matahari, melindungi dari angin.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Atap merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembuatan bangunan. Selain berfungsi sebagai penutup ruangan, atap juga
dapat memperindahrumah penghuninya. Pemilihan bentuk dan pemasangan atap yang
kurang baik berisikoterjadinya kebocoran sehingga penghuni bangunan tersebut
akan merasa tidak nyaman.Memang hal ini dapat diperbaiki, tetapi diperlukan
biaya dan energi cukup banyak. Biayatersebut bukan hanya untuk perbaikan atau
tetapi juga biaya keamanan benda-benda atau barang-barang yang ada di
bawahnya atau di dalam rumah.
3.2
Saran
Sebelum membangun sebuah gedung khususnya atap harus direncanakan
sedetailmungkin, agar atap yang digunakan dalam sebuah gedung tersebut
berkualitas baik.Pemilihan atap hendaknya memperhatikan iklim setempat, tampak
atap yang dikehendaki, biaya yang tersedia dan bahan-bahannya dengan mudah di
dapat dimana bangunan itu didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusjuliadi P, Danang,. Ragam Bentuk dan Perawatan
Atap, Jakarta: Penebar Swadaya, 2007
Supribadi,
Drs. Ik., Ilmu Bangunan gedung, Jakarta: Armico, 1993,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar